Laporan uji karbondioksida dalam udara pernapasan
1. Tujuan
Mengetahui bahwa proses pernapasan mengeluarkan karbondioksida
(CO2)
2. Alat dan
bahan
a. 3 buah gelas d. Air
b. 2 buah sedotan e. Air kapur
c. Tisu
3. Langkah
kerja
1. Siapkan dua buah gelas. Isi gelas pertama dengan air,
gelas kedua dengan air kapur (kapur yang dilarutkan dengan air)
2. Saring air kapur dengan menggunakan tisu ke gelas yang
lain, jangan aduk saat penyaringan, Saring beberapa kali hingga air kapur
tersebut terlihat jernih.
3. Tiup air dan air kapur yang ada di gelas menggunakan
sedotan dengan 10x hitungan secara bersamaan , ulangi berkali-kali hingga terlihat adanya perubahan.
4. Amati perubahan yang terjadi dan buat kesimpulanmu
tentang percobaan ini.
4. Hasil pengamatan
Gelas yang berisi air setelah ditiup
beberapa kali tidak terjadi perubahan sama sekali sedang gelas yang berisi air
kapur jernih mengalami perubahan, air kapur jernih berubah menjadiu keruh.
5. Landasan Teori
Pada udara pernapasan ada udara yang masuk dan ada udara
yang dikeluarkan. Susunan atau komposisi udara yang masuk dan udara yang
dikeluarkan dalam pernapasan berbeda-beda. Perbedaan komposisi kandungan gas
dalam udara terdiri atas nitrogen 79,01 %, oksigen 20,95 %, karbondioksida 0,04 % dan sisanya
adalah gas-gas lain. Sedangkan komposisi gas yang keluar dari udara yang
dipernapaskan terdiri dari nitrogen 79,6 %, oksigen 18,6 %, dan karbondioksida
4,0 %.
Manusia membutuhkan suplai oksigen secara terus-menerus untuk proses
respirasi sel, dan membuang kelebihan karbondioksida sebagai limbah beracun
produk dari proses tersebut.
Pertukaran gas antara oksigen dengan karbondioksida dilakukan agar proses
respirasi sel terus berlangsung. Oksigen yang dibutuhkan untuk proses respirasi
sel ini berasal dari atmosfer, yang menyediakan kandungan gas oksigen sebanyak
21% dari seluruh gas yang ada. Oksigen masuk kedalam tubuh melalui perantaraan
alat pernapasan yang berada di luar. Pada manusia, alveolus yang terdapat di
paru-paru berfungsi sebagai permukaan untuk tempat pertukaran gas.
v
Jalannya
Udara Pernapasan
a.. Udara masuk melalui lubang hidung
b. Melewati nasofaring (saluran tenggorokan)
c. Melewati oralfaring (saluran kerongkongan)
d. Melewati epiglotis (katup diatas laring)
e. Masuk ke trakea (tenggorokan)
e. Masuk ke percabangan trakea (bronchus)
f. Masuk ke percabangan bronchus (bronchiolus)
g. Udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)
a.. Udara masuk melalui lubang hidung
b. Melewati nasofaring (saluran tenggorokan)
c. Melewati oralfaring (saluran kerongkongan)
d. Melewati epiglotis (katup diatas laring)
e. Masuk ke trakea (tenggorokan)
e. Masuk ke percabangan trakea (bronchus)
f. Masuk ke percabangan bronchus (bronchiolus)
g. Udara berakhir pada ujung bronchus berupa gelembung yang disebut alveolus (jamak: alveoli)
Pertukaran udara yang sebenarnya
hanya terjadi di alveoli. Dalam paru-paru orang dewasa terdapat sekitar 300
juta alveoli, dengan luas permukaan sekitar 160 m2 atau sekitar 1
kali luas lapangan tenis, atau luas 100 kali dari kulit kita.
Bernafas
Bernafas berkaitan dengan keluar masuknya udara melalui alat-alat pernapasan. Bernapas meliputi proses inspirasi (memasukkan udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara).
Untuk dapat terlaksananya proses inspirasi dan ekspirasi, kita perlu mengenal beberapa organ tubuh diluar alat pernapasan yang berkaitan dengan proses pernapasan, diantaranya:
1. Diafragma
Merupakan sekat rongga dada yang membatasi antara rongga dada dengan rongga perut. Rongga dada berisi paru-paru dan jantung, sedangkan rongga perut berisi lambung dan alat-alat pencernaan lainnya).
2. Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis)
Merupakan otot tempat melekatnya tulang rusuk. otot ini akan berkontraksi atau relasasi saat terjadi proses pernapasan.
permukaan bagian dalan rongga dada dan permukaan luar dari paru-paru dilapisi oleh membran pleura. membran pleura yang melapisi bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang melapisi paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua membran terdapat rongga pleura yang berisi cairan getah bening.
Bernafas berkaitan dengan keluar masuknya udara melalui alat-alat pernapasan. Bernapas meliputi proses inspirasi (memasukkan udara) dan ekspirasi (mengeluarkan udara).
Untuk dapat terlaksananya proses inspirasi dan ekspirasi, kita perlu mengenal beberapa organ tubuh diluar alat pernapasan yang berkaitan dengan proses pernapasan, diantaranya:
1. Diafragma
Merupakan sekat rongga dada yang membatasi antara rongga dada dengan rongga perut. Rongga dada berisi paru-paru dan jantung, sedangkan rongga perut berisi lambung dan alat-alat pencernaan lainnya).
2. Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis)
Merupakan otot tempat melekatnya tulang rusuk. otot ini akan berkontraksi atau relasasi saat terjadi proses pernapasan.
permukaan bagian dalan rongga dada dan permukaan luar dari paru-paru dilapisi oleh membran pleura. membran pleura yang melapisi bagian dalam rongga dada disebut pleura parietal, sedangkan yang melapisi paru-paru disebut pleura visceral. Diantara kedua membran terdapat rongga pleura yang berisi cairan getah bening.
Mekanisme bernapas
Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk pernapasan perut.
Mekanisme pernapasan dada
1. Fase Inspirasi pernapasan dada
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru
2. Fase ekspirasi pernapasan dada
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
Mekanisme pernapasan perut
1. Fase inspirasi pernapasan perut
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk
2. Fase ekspirasi pernapasan perut
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
Pernapasan manusia dibedakan atas pernapasan dada dan pernapasan perut. Pernapasan dada terjadi melalui fase inspirasi dan ekspirasi, demikian juga untuk pernapasan perut.
Mekanisme pernapasan dada
1. Fase Inspirasi pernapasan dada
Mekanisme inspirasi pernapasan dada sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk (muskulus intercostalis eksternal) berkontraksi --> tulang rusuk terangkat (posisi datar) --> Paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru menjadi lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara luar masuk ke paru-paru
2. Fase ekspirasi pernapasan dada
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut adalah sebagai berikut:
Otot antar tulang rusuk relaksasi --> tulang rusuk menurun --> paru-paru menyusut --> tekanan udara dalam paru-paru lebih besar dibandingkan dengan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
Mekanisme pernapasan perut
1. Fase inspirasi pernapasan perut
Mekanisme inspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
sekat rongga dada (diafraghma) berkontraksi --> posisi dari melengkung menjadi mendatar --> paru-paru mengembang --> tekanan udara dalam paru-paru lebih kecil dibandingkan tekanan udara luar --> udara masuk
2. Fase ekspirasi pernapasan perut
Mekanisme ekspirasi pernapasan perut sebagai berikut:
otot diafraghma relaksasi --> posisi dari mendatar kembali melengkung --> paru-paru mengempis --> tekanan udara di paru-paru lebih besas dibandingkan tekanan udara luar --> udara keluar dari paru-paru.
3. Alat dan bahan
a. 3 buah gelas
b. 2 buah sedotan
c. Tisu
d. Air
e. Air kapur
4. Langkah kerja
1. Siapkan alat dan bahan, lalu susunlah
perangkat eksperimen
2. Saring air kapur dengan
menggunakan tisu, jangan aduk saat penyaringan.
3. Isi gelas pertama dengan air
sedangkan gelas kedua dengan air kapur
4.
Tiup air dan air kapur yang ada di gelas menggunakan sedotan dengan 10x
hitungan, ulangi berkali-kali hingga terlihat adanya perubahan.
5. Amati perubahan yang terjadi dan
buat kesimpulanmu tentang percobaan ini.
5. Hasil
pengamatan
Ternyata pada salah satu gelas yang
berisi air kapur menjadi keruh, sedangkan yang satunya yang berisi air tidak
ada perubahan.
6. Pembahasan
Air kapur jernih berubah menjadi keruh karena karbon diikat
membentuk kalsium karbonat, sedangkan
air tetap jernih karena karbon dilepaskan.
Air + kapur Air
kapur
H2O + CaO Ca(OH)2
Air Kapur + Karbondioksida Kalsium
Karbonat + Air
Ca(OH)2 + CO2 Ca(CO3)
+ H2O
7.
Kesimpulan
Terjadinya perubahan air kapur jernih menjadi keruh
membuktikan bahwa bernapas mengeluarkan gas CO2.
Kadar
Ke-asambasa-an Pada Suatu Zat
1.
Tujuan
Untuk
mengetahui zat-zat yang bersifat basa.
2. Landasan
teori
Setiap zat memiliki kadar pH yang berbeda-beda. Jika pH
suatu zat kurang dari 7 (pH<7) maka zat tersebut termasuk ke dalam zat yang
bersifat asam. Jika pH suatu zat lebih darri 7 (pH>7) maka zat tersebut
termasuk ke dalam zat yang bersifat basa. Dan jika pH suatu zat sama dengan 7
(pH=7) maka zat tersebut bersifat netral (tidak asam dan tidak basa). Zat
basa juga dapat dengan mudah kita temui dalam kehidupan sehari-hari. Sifat
licin dan rasanya yang pahit merupakan cara mudah untuk mengenali zat basa.
Beberapa
contoh zat basa yang sering digunakan adalah: Natrium
hidroksida / soda api / soda ash dan kalium hidroksida, sebagai bahan baku
pembersih dalam rumah tangga, misalnya sabun mandi, sabun cuci, detergen,
pemutih dan pembersih lantai Magnesium hidroksida
dan aluminium hidroksida, terkandung dalam obat nyeri lambung (antasid) Amoniak,
untuk pelarut desinfektan (pencegah terjadinya infeksi) dan bahan baku pupuk
urea
Sama
seperti asam, basa juga dibedakan menjadi basa kuat dan basa lemah. Kekuatan
suatu basa dapat ditentukan dari kemampuannya melepaskan ion hidroksida yang
bermuatan negatif (ion OH-) ketika dilarutkan dalam air. Semakin banyak ion OH-
yang dilepaskan, semakin kuat sifat basanya. Semua rumus kimia basa umumnya
mengandung gugus OH-. Jika
diketahui rumus kimia suatu basa, maka untuk memberi nama basa, cukup dengan
menyebut nama logam dan diikuti kata hidroksida.
3.
Alat
dan Bahan
- Air kapur
- Kertas lakmus merah
- pH Indikator/ pH meter
4.
Langkah
Kerja
a. Siapkan
alat dan bahan,
b. Masukkan
Ph Indikator dalam larutan air kapur
c. Lihat
perubahan yang terjadi.
5.
Hasil
Pengamatan
Air
kapur merubah lakmus merah menjadi biru
6.
Pembahasan
Perubahan warna pada kertas lakmus setelah dicelupkan ke
dalam air kapur dari merah menjadi biru menunjukkan tingkat pH pada zat kapur
teersebut. Perubahan warna pada kertas lakmus merupakan cara untuk mengetahui
tingkat keasam/basaan suatu zat secara kualitatif.
Sedangkan untuk mengetahui secara kuantitatif tingkat pH
pada zat kapur tersebut kita dapat menggunakan pH meter. Indikator universal atau pH meter dicelupkan pada air
kapur, maka akan terjadi perubahan warna pada kertas indikator universal. Untuk
mengetahui skala pH, maka kita cocokkan perubahan warnanya pada skala warna pH.
Ternyata warna yang ditunjukkan itu mendekati skala kurang lebih 13.
Ca(OH)2 Ca2+
+ 2OH-
Dari rumus kimia tersebut dapat dibuktikan bahwa air
kapur atau Ca(OH)2 merupakan zat basa karena jika diuraikan
mengandung ion OH-. Dari adanya ion OH- itulah suatu zat
dikatakan bersifat basa.
7. Kesimpulan
Ternyata air kapur merupakan zat yang bersifat basa
karena pH-nya lebih dari 7, yakni 13.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
komentar